Minggu, 04 Desember 2011

Manajemen SDM Serikat Pekerja


TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA LANJUTAN

Dosen Pengampu:
Dra. Ratni Zulaicha, MS.

“ Serikat Pekerja dan Perundingan Bersama ”



           


Oleh:

Dimastuti
C1B010076
Ovie Erika
C1B010083
Imani Khalida Qais
C1B010108
Esa Septiana L.
C1B010111
Eva Noor Frida
C1B010125



KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PURWOKERTO
2011



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan yang berjudul “Serikat Pekerja dan Perundingan Bersama” guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan.
Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan  mempelajari dan mendiskusikan tentang konsep-konsep dan teori Manajemen SDM secara lebih mendalam dan integratif. Memahami arti strategis manusia dan peran strategis Manajemen SDM dan meningkatkan ketrampilan pengambilan keputusan di bidang SDM.
”Tak ada gading yang tak retak” serta sebagai insan biasa, kami menyadari atas kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi diri penulis dan pembaca pada umumnya. 
                                                                           
                                                                                   Purwokerto, 24 November 2011          


                                                                                   Penulis






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL  
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI  
BAB  I  PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang Masalah         
B.     Rumusan Masalah 
C.     Tujuan Penulisan 
D.    Manfaat Penulisan                                                                   
BAB  II PEMBAHASAN
1.      Change to Win Coalition
2.      Tujuan Serikat Pekerja 
3.      Strategi Pekerja Terorganisasi untuk Gerakan yang lebih kuat 
4.      Alasan Karyawan Bergabung dengan Serikat Pekerja
5.      Membangun Hubungan Perundingan Bersama 
6.      Proses Perundingan Bersama
7.      Mempersiapkan Negosiasi 
8.      Isu – isu Perundingan 
9.      Kemacetan dalam Negosiasi 
10.  Meratifikasi Perjanjian
11.  Perundingan Bersama di Sektor Publik
12.  Disertifikasi Serikat Pekerja 
13.  Serikat Pekerja Dewasa Ini 
BAB  III PENUTUP
SIMPULAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Serikat pekerja adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh  pekerja, dari pekerja, dan untuk pekerja yang bertujuan untuk melindungi pekerja, memperjuangkan kepentingan pekerja serta merupakan salah satu pihak dalam bekerja sama dengan perusahaan.
Dasar Pembentukan Serikat Pekerja :
1.      UUD 1945 Pasal 28.
2.      Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Ketenagakerjaan.
3.      Undang-undang No. 18 tahun 1956 tentang Hak Berorganisasi dan Berunding Bersama.
4.      Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 1109 thun 1986.
Prinsip-prinsip, Tugas, dan Fungsi Serikat Pekerja :
1.      Dibentuk secara demokratis dari pekerja, oleh pekerja, dan untuk pekerja.
2.      Harus tunduk kepada konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku.
3.      Didirikan dalam usaha melindungi, memperjuangkan, dan meningkatkan kesejahteraan para anggota dan keluarganya.
4.      Bersifat mandiri, profesional, dan bertanggung jawab.
Sudah menjadi standar yang esensial bagi ILO adanya “ kebebasan
berserikat dan berunding bersama” yang dicantumkan dalam  konvens ILO no.87 dan 89. Kebebasan berserikat sudah dijamin oleh perindang2an indonesia dari mulai UUD’45 pasal 28,UU no. 14 tahun 1969dan UU no. 18 tahun 1956.
Asal-usul dan Latar Belakang terbentuknya serikat pekerja.
Terjadi di Inggris dan AS pada akhir abad  ke 18 dan permulaan abad ke 19 sebagai perkumpulan pekerja yang didasarkan atas keterampilan yang sama. Serikat pekerja pada awal abad ke 19 secara eksklusif berdasarkan atas keahlian tertentu.

B.     Rumusan Masalah
Masalah merupakan suatu keadaan yang menerangkan keragu-raguan atau ketidakpastian yang tegas dan tepat untuk segera ditanggulangi sehingga mengetahui jalan keluarnya. Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Apa pengertian dari Change to Win Coalition ?
2.         Apa Tujuan dari Serikat Pekerja ?
3.         Strategi apa yang digunakan Pekerja Terorganisasi untuk Gerakan yang lebih kuat ?
4.         Apa saja Alasan Karyawan Bergabung dengan Serikat Pekerja?
5.         Bagaimana Cara Membangun Hubungan Perundingan Bersama?
6.         Bagaimana Proses Perundingan Bersama?
7.         Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk melakukan Negosiasi?
8.         Apa saja Isu – isu Perundingan?
9.         Apa saja Kemacetan dalam Negosiasi?
10.     Bagaimana Cara Meratifikasi Perjanjian?
11.     Apa saja Perundingan Bersama di Sektor Publik?
12.     Apa yang dimaksud Disertifikasi Serikat Pekerja?
13.     Bagaimana Serikat Pekerja Dewasa Ini?

C.     Tujuan Penulisan
1.         Mengetahui pengertian dari Change to Win Coalition.
2.         Mengetahui Tujuan dari Serikat Pekerja.
3.         Mengetahui Strategi yang digunakan Pekerja Terorganisasi untuk Gerakan yang lebih kuat.
4.         Mengetahui Alasan Karyawan Bergabung dengan Serikat Pekerja.
5.         Mengetahui Cara Membangun Hubungan Perundingan Bersama.
6.         Mengetahui Proses Perundingan Bersama.
7.         Mengetahui Cara Mempersiapkan Negosiasi.
8.         Mengetahui Isu – isu Perundingan.
9.         Mengetahui Kemacetan dalam Negosiasi.
10.     Mengetahui Ratifikasi Perjanjian.
11.     Mengetahui Perundingan Bersama di Sektor Publik.
12.     Mengetahui Disertifikasi Serikat Pekerja.
13.     Mengetahui Serikat Pekerja Dewasa Ini.

D.      Manfaat Penulisan
Dengan dibuatnya  makalah  ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui lebih mendalam, memahami secara konseptual dan menggunakan teknik analisis serta menerapkannya secara empiris mengenai Serikat Pekerja dan Perundingan Bersama.


















BAB II
PEMBAHASAN

1.        Change to Win Coalition
Adalah federasi serikat pekerja baru yang terdiri dari tujuh serikat pekerja yang melepaskan diri dari AFL-CIO dan secara resmi mendirikan federasi pekerja tandingan yang mewakili sekitar 6 juta karyawan pada tahun 2005. Koalisi tersebut dipimpin oleh SEIU. Change to Win Coalition memisahkan diri dari AFL-CIO karena frustasi dengan kepemimpinan Presiden AFL-CIO John J.Sweeney yang tidak mampu menghentikan penurunan keanggotaan serikat pekerja selama 10 tahun kepemimpinannya. Tujuan utama Change to Win StrategicOrganizing Center adalah menyatukan lebih dari 50 juta karyawan Amerika yang bekerja di industri-industri yang tidak bisa dialihdayakan atau dipindahkan keluar negeri ke dalam serikat pekerja yang kuat yang dapat memberi mereka tempat dalam kelas menengah Amerika dimana pekerjaan mereka memberikan upah yang bagus, perawatan kelas yang bagus, pensiun yang bagus, dan hak suara pada pekerjaannya.

2.        Tujuan Serikat Pekerja
·           Menjamin dan meningkatkan standar hidup / status ekonomi anggotanya.
·           Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman dan situasi yang muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi atau keputusan manajemen.
·           Mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam sistem sosial dengan cara yang mendukung dan tidak merugikan perkembangan dan tujuan serikat pekerja.
·           Memajukan kesejahteraan semua pihak yang bekerja untuk kehidupan, baik itu anggota serikat pekerja / bukan.
·           Menciptakan mekanisme untuk menangkal penggunaan kebijakan dan praktik yang subjektif dan sewenang-wenang ditempat kerja.
Filosofi dasar gerakan pekerja adalah demokrasi organisasi dan atmosfir harga diri sosial bagi para pekerja pria dan wanita.
3.        Strategi Pekerja Terorganisasi untuk Gerakan yang lebih kuat
a.         Anggota serikat pekerja yang ditempatkan secara strategis
Pentingnya jabatan yang dipegang, contoh : sebuah pabrik secara keseluruhan bisa berhenti beroperasi jika para operator mesin yang tergabung dalam serikat pekerja dan menjalankan pekerjaan yang penting memutuskan untuk mogok. Jenis perusahaan dan bergabungnya para pengemudi truk atau karyawan pelabuhan dalam serikat pekerja dapat mempengaruhi negara secara keseluruhan dan meningkatkan basis kekuatan serikat pekerja. Melalui kontrol atas industri-industri penting, kekuatan serikat pekerja dapat meluas ke prusahaan-perusahaan yang tidak memiliki serikat pekerja.
b.         Mengorganisasi beberapa perusahaan besar pada saat yang sama
SEIU di Houston mengorganisasi para petugas kebersihan di beberapa perusahaan besar pada saat yang sama. Alih-alih berunjuk rasa di setiap tempat kerja, serikat pekerja tersebut menegosiasikan kontrak industri secara keseluruhan. Hal ini menghilangkan kekhawatiran masing-masing perusahaan untuk dikalahkan oleh pesaingnya jika perusahaan tersebut menyetujui upah yang lebih tinggi. Strategi tersebut melangkahi National Labor Relations Board yang biasanya mengawasi pembentukan serikat pekerja.
c.         Memperluas pengaruh serikat pekerja
Salah satu taktik serikat pekerja yang berjalan secara efektif adalah memberikan tekanan kepada pengguna akhir produk perusahaan dengan tujuan memperoleh upaya pengorganisasian yang sukses.
d.        Keterlibatan Politik
Lengan politik AFL-CIO adalah COPE. Dibentuk tahun 1955 dengan tujuan untuk mendukung para politisi yang bersahabat terhadap terbentuknya pekerja terorganisasi. Serikat pekerja merekomendasikan dan mendukung para kandidat yang akan membantu kepentingannya dan mempengaruhi teman-teman mereka untuk mendukung para kandidat tersebut. Pengaruh politik meningkat bersama dengan tumbuhnya jumlah keanggotaan dalam pemungutan suara.
e.         Union Salting
Adalah proses melatih para organisator serikat pekerja untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan dan setelah diterima berupaya menarik karyawan untuk bergabung dalam serikat pekerja. Meskipun biasanya digunakan oleh serikat pekerja kerah biru dalam industri konstruksi dan bangunan, ini juga merupakan strategi yang digunakan oleh sriket pekerja di sektor lainnya seperti industri hotel dan restoran.
f.          Membanjiri masyarakat
Adalah proses dimana serikat pekerja memenuhi masyarakat dengan para organisator untuk membidik bisnis tertentu. Dengan kampanye gencarnya, serikat pekerja memilih perusahaan dimana karyawan yang tidak tergabung dalam serikat pekerja diminta membantu dalam pengorganisasiannya. Umumnya, para organisator telah direkrut dan dilatih oleh srikat pekerja nasional. Mereka biasanya adalah orang muda, ambisius dan berpendidikan tinggi dengan semangat pekerja Amerika.
g.         Kampanye kesadaran publik
Meliputi manuver pekerja selain pemogokan atau pengorganisasian kampanye yang diarahkan untuk menekan  pemberi kerja agar melakukan perbaikan gaji, tunjangan, dan sejenisnya. Kampanye tersebut semakin banyak digunakan sebagai alternatif pemogokan karena lebih banyak pemberi kerja yang ingin mangganti para karyawan mereka yang melakukan pemogokan. Para pemberi kerja memiliki sedikit pilihan melawan kampanye pekerja yang dilakukan dengan cara bergabung dengan kelompok politik atau masyarakat yang mendukung tujuan serikat pekerja atau melakukan protes kerumah para anggota dewan direksi perusahaan.
h.         Menggalang dana pengorganisasian
Untuk mendorong para karyawan bergerak bersama, AFL-CIO sering meminta para anggotanya meningkatkan dana pengorganisasian. Federasi tersebut juga bisa meningkatkan pendanaan pada organizing institutenya yang melatih para organisator dan bahkan meluncurkan kampanye untuk menciptakan dukungan publik yang lebih luas bagi serikat pekerja. Serikat pekerja nasional juga menciptakan dana pengorganisasian. Perusahaan yang tidak berserikat pekerja berhak atas uang pemulihan pasar hanya jika menandatangani perjanjian perundingan bersama.
i.           Mendampingi karyawan yang diberhentikan
AFL-CIO berharap para mantan karyawan Ennon, Worldcom, dan yang lainnya akan menjadi pendukung untuk pengorganisasian. John Challenger, kepala perusahaan perekrutan nasional challenger mengatakan bahwa para karyawan telekomunikasi yang berusaha mempertahankan pekerjaan mereka mungkin lebih mau menerima serikat pekerja di masa depan.
j.           Pengorganisasian melalui kartu persetujuan
Card check adalah pendekatan pengorganisasian dimana para karyawan menandatangani kartu dukungan jika mereka menginginkan pembentukan serikat pekerja, dan jika 50% pekerja ditambah 1 karyawan menandatangani kartu, serikat pekerja dianggap menang. Ini merupakan cara cepat untuk mengambil suara para karyawan dalam serikat kerja tanpa pemilihan dengan pemungutan suara secara rahasia.

4.        Alasan Karyawan Bergabung dengan Serikat Pekerja
a.         Ketidakpuasan pada Manajemen
Setiap pekerjaan memiliki potensi terjadinya ketidakpuasan. Serikat pekerja mencari keputusan manajemen yang subjektif atau tidak adil kemudian menekankan pentingnya keuntungan menjadi anggota serikat pekerja sebagai cara memecahkan masalah tersebut.
b.         Kompensasi
Para karyawan ingin kompensasi mereka adil dan setara. Upah penting karen adapat memenuhi kebutuhan dan kesenangan hidup. Jika para karyawan tidak puas dengan upahnya, mereka mungkin mengandalkan serikat pekerja untuk membantu meningkatkan standar hidup. Di masa lalu, para anggota serikat pekerja menerima ketidaksetaraan pembayaran jika senioritas menjadi kriteria yang digunakan.
c.         Keamanan pekerjaan
Biasanya para karyawan muda kurang begitu peduli pada keamanan pekerjaan dibandingkan para karyawan tua. Jika perusahaan tidak memberi para karyawan rasa aman terkait pekerjaannya, para karyawan mungkin berpaling pada serikat pekerja.
d.        Sikap Manajemen
Pada beberapa perusahaan, manajemen tidak peka terhadap kebutuhan para karyawannya. Para karyawan dapat mempersepsikan bahwa mereka tidak memiliki pengaruh sama sekali dalam masalah yang terkait dengan pekerjaan. Para supervisor mungkin gagal memberi alasan untuk penugasan yang tidak biasa dan mungkin mengharapkan para karyawan mendedikasikan hidupnya bagi perusahaan tanpa memberikan imbalan yang wajar.
e.         Saluran Sosial
Secara alamiah banyak orang memiliki kebutuhan sosial yang kuat.Mereka umumnya suka berada bersama orang-orang lain nyang memiliki minat dan keinginan yang sama.
f.          Peluang untuk kepemimpinan
Beberapa orang menginginkan peran kepemimpinan tapi tidak selalu mudah bagi seorang karyawan operasi untuk melangkah ke dalam manajemen.Serikat pekerja memiliki jenjang kepemimpinan yang dimulai dengan petugas serikat pekerja (union steward) dan masing-masing anggota memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya.
g.         Pembentukan serikat pekerja yang diwajibkan
Hukum hak untuk bekerja melarang manajemen dan serikat pekerja membuat kesepakatan yang mewajibkan keanggotaan serikat pekerja sebagai persyaratan kerja.
h.         Tekanan rekan kerja
Beberapa orang akan bergabung dengan serikat pekerja karena merasa didesak oloeh anggota lainnya dalam kelompok kerja.
i.           Struktur serikat pekerja
Gerakan pekerja telah mengembangkan struktur organisasi yang bertingkat-tingkat.Setiap tingkatan memiliki pengurus dan cara mengatur urusannya sendiri-sendiri.Elemen utama organisasi serikat pekerja yaitu :
                             i.          Serikat pekerja lokal
Bagi anggota perorangan serikat pekerja,ini merupakan tingkatan paling penting dalam struktur pekerja terorganisasi.Melalui lokal,karyawan berhubungan dengan pemberi kerja dalam basis harian.Organisasi tersebut dapat menjadi pusat organisasi dan aktivitas politik dari para anggotanya.
                           ii.          Serikat pekerja nasional
Tingkatan paling kuat dalam struktur serikat pekerja adalah serikat pekerja nasional.Terdiri dari serikat-serikat pekerja lokal yang terikat dengannya.Setiap serikat pekerja lokal memberikan dukungan finansial kepada serikat pekerja nasional berdasarkan ukuran keanggotaannya.

5.        Membangun hubungan perundingan bersama
Sebelum serikat pekerja bisa menegoiasikan sebuah kontrak,serikat pekerja tersebut mila-mula harus disertifikasi.Hukum utama yang mengatur hubungan antar perusahaan dengan serikat pekerja adalah national labor relations act,sebagaimana diamandemenkan.Perundingan bersama adalah salah satu bagian utama dari undang-undang tersebut.
a.         Penandatanganan kartu otorisasi
Sebuah prasyarat untuk membentuk unit perundingan yang diakui adalah menentukan kecukupan keinginan dari pihak karyawan.untuk mengesahkan unit tesebut.Bukti adanya keinginan tersebut ditujukkan jika sedikitnya 30% karyawan dalam sebuah kelompok kerja menandatangani kartu otorisasi.
b.         Petisi untuk pemilihan
Setelah kartu otorisasi ditandatangani,sebuah petisi untuk pemilihan bisa dibuat untuk kantor regional NRLB yang sesuai. Jika petisi diajukan, NRLB akan melakukan penyelidikan.
c.         Kampanye pemilihan
Ketika pemilihan diperintahkan,baik serikat p0ekerja maupun manajemen biasanya mempromosikan pendapat-pendapat merka secara aktif.Serikat pekerja akan terus mendorong para karyawan untuk bergabung dengan serikat pekerja.Manajemen bisa memulai sebuah kampanye untuk menyampaikan kepda karyawn keuntungan tetap tanpa serikat pekerja.
d.        Pemilihan dan sertifikasi
Mengikuti pemilhan yang sah , dewan akan menertibkan sertifikasi dari hasil kepada para peserta.Proses perundingan tidak mengharuskan kedua pihak untuk membuat konsesi.Perundingan tersebut hanya mengharuskan mereka untuk berunding dengtan itikad baik dalam perumdingan bersama.

6.        Proses Perundingan bersama
Setelah NLRB menyertifikasi serikat pekerja, upaya – upaya bisa dimulai untuk menegosiasikan kontrak. Struktur perundingan dapat mempengaruhi pelaksanaan perundingan bersama. Empat struktur utama adalah satu perusahaan berhadapan dengan satu perusahaan, dan beberapa perusahaan berhadapan dengan beberapa serikat pekerja.

7.        Mempersiapkan Negosiasi
Isu-isu kompleks yang dihadapi pekerja dan manajemen dewasa ini, tim-tim negosiasi harus secara hati-hati menyiapkan sesi perundingan. Menjelang peremuan di meja perundingan, para negosiator harus benar-benar mengetahui budaya, iklim, sejarah, keadaan ekonomi saat ini, serta struktur gaji dan upah dari organisasi tersebut maupun organisasi-organisasi yang serupa. Isu perundingan bisa dibagi menjadi tiga kategori:
a.         Isu perundingan wajib ( mandatory bargaining issues ) yang tercakup dalam penetapan upah, jam kerja, serta syarat dan ketentuan kerja lainnya. Isu-isu tersebut umumnya memiliki pengaruh seketika dan langsung pada pekerjaan para karyawan. Salah satu isu terbesar dewasa ini adalah meningkatnya biaya kesehatan dan siapa yang akan menanggungnya.
b.         Isu perundingan bebas ( permissive bargaining issues ) bisa muncul, namun tidak ada pihak yang mendesak agar isu-isu tersebut dirundingkan. Sebagai contoh, manajemen mungkin ingin berunding mengenai tunjangan kesehatan bagi para karyawan yang pensiun, namun serikat pekerja bisa memilih untuk tidak merundingkan isu tersebut. Isu perundingan bebas lainnya mungkin adalah serikat pekerja yang menginginkan adanya prosedur perawatan anak.
c.         Isu perundingan terlarang ( prohibited baragaining issues ), seperti isu penutupan tempat kerja dan prosedur di mana keanggotaan serikat pekerja menjaidi prasyarat menurur undang-undang merupakan pelanggaran hukum.
Serikat pekerja harus terus-menerus mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan para anggota untuk menetukan area-area ketidakpuasan. Ketua serikat pekerja biasanya berada dalam posisi terbaik untuk mengumpulkan data-data tersebut, karena mereka dipilih oleh rekan-rekan mereka, sehingga sudah seharusnya ketua tersebut mengenal sikap para anggota serikat pekerja. Kepemimipinan serikat pekerja harus menyetujui semua perjanjian sebelum diputuskan. Karena mereka dipilih, para pemimpin serikat pekerja akan kehilangan posisinya jika tuntutan-tuntutan yang mereka ajukan kepada manajemen tidak mewakili keinginan seluruh anggota.
Manajemen juga menghabiskan waktu lama untuk mempersiapkan negosiasi. Semua aspek dari kontrak-kontrak saat ini dipertimbangkan, termasuk kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki. Saat mempersiapkan negosiasi, manajemen harus mendengarkan para manajer lini-pertama secara saksama. Orang-orang ini melaksanakan perjanjian ketenagakerjaan dalam kegiatan sehari-hari dan harus menyesuaikan diri dengan kesalahan yang terjadi dalam menegosiasikan kontrak. Manajer lini yang waspada juga mapu memberi informasi kepada manajemen tingkat atas mengenai tuntutan-tuntutan yang mungkin direncanakan oleh serikat pekerja untuk diajukan dalam negosiasi.
Bagian lain dari persiapan negosiasi mencakup pengidentifikasian berbagai posisi yang akan diambil serikat pekerja dan manajemen saat negosiasi berlangsung. Mereka biasanya juga mempersiapkan posisi-posisi darurat berdasarkan pada kombinasi isu-isu. Persiapan haruslah rinci, karena pikiran yang kernih seringkali tidak muncul di tengah panasnya negosiasi.
Pertimbangan utama dalam mempersiapkan negosiasi adalah seleksi tim perunding. Komposisi tim manajemen biasanya bergantung pada jenis organisasi dan ukurannya. Perusahaan-perusahaan besar menggunakan para spesialis (manajer SDM atau eksekutif hubungan industrial), para manajer divisi operasi utama, dan dalam beberapa kasus konsultan dari luar, seperti pengacara ketenagakerjaan. Tanggung jawab untuk melaksanakan negosiasi bagi serikat pekerja biasanya dipercayakan kepada pengurus serikat pekerja. Tugas sesungguhnya dri tim negosiasi serikat pekerja adalah mengembangkan dan memperoleh solusi atas masalah-masalah yang diajukan oleh para anggota serikat pekerja.
Akhirnya, penting bagi kedua kelompok untuk memahami lingkungan di mana perusahaan-perusahaan dalam industri harus beroperasi. Meskipun terdapat perbedaan lingkungan antarindustri, ada beberapa kemiripan dasar, namun tetap saja keterlibatan karyawan merupakan hal yang nyata dan bukan sekedar opsi bagi banyak perusahaan.

8.        Isu – Isu Perundingan
Dokumen yang muncul dari proses perundingan bersama dikenal sebagai perjanjian ketenagakerjaan (labor agreement). Dokumen tersebut mengatur hubungan antara pemberi kerja dan para karyawan untuk periode waktu yang ditetapkan. Hal itu penting namun meruoakan tugas yang sulit karena setiap perjanjian bersifat unik, dan tidak ada model yang standar atau universal. Terlepas dari banyaknya perbedaan, topiktopik tertentu tercakup dalam hampir semua perjanjian ketenagakerjaan.
a.         Pengakuan
Bagian ini biasanya muncul di awal perjanjian ketenagakerjaan. Tujuannya adalah mengidentifikasi serikat pekerja yang diakui sebagai perwakilan perundingan dan mendeskripsikan unit perundingan, yaitu para karyawan untuk siapa serikat pekerja berbicara.
b.         Hak-hak manajemen
Isi dari hak-hak manajemen bervariasi berdasarkan industri, perusahaan, dan serikat pekerja. Jika dimasukkan, hak-hak manajemen umumnya meliputi tiga bidang :
                                i.            Kebebasan memilih tujuan bisnis perusahaan.
                              ii.            Kebebasan menentukan ke mana aset-aset material perusahaan akan dialokasikan.
                            iii.            Kekuasaan untuk mengambil tindakan disiplin dengan alasan tertentu.
c.         Jaminan serikat pekerja
Jaminan serikat pekerja biasanya menjadi salah satu poin yang dinegosiasikan dalam perundingan bersama. Tujuan ketentuan-ketentuan jaminan serikat pekerja adalah memastikan bahwa serikat pekerja akan tetap ada dan menjalankan fungsinya. Ketentuan serikat pekerja yang kuat membuat serikat pekerja lebih mudah memperoleh dan mempetahankan para anggota. Beberapa bentuk dasar klausul jaminan serikat pekerja dideskripsikan berikut ini :
                                i.            Closed shop adalah ketentuan bahwa keanggotaan serikat pekerja merupakan prasyarat kerja.
                              ii.            Union shop adalah ketentuan yang mewajibkan seluruh karyawan menjadi anggota serikat pekerja setelah periode waktu yang ditentukan (secara legal minimum 30 hari) atau setelah ketentuan union shop.
                            iii.            Pemeliharaan keanggotaan yaitu para karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja pada saat perjanjian ketenagakerjaan ditandatangani atau yang nantinya bergabung secara sukarela harus melanjutkan keanggotaan mereka sampai berakhirnya perjanjian, sebagai syarat untuk bekerja.
                            iv.            Agency shop adalah ketentuan yang tidak mewajibkan karyawan untuk bergabung dengan serikat pekerja, namun, sebagai persyaratan kerja, perjanjian ketenagakerjaan tersebut mewajibkan setiap karyawan yang tersebut untuk membayar kepada serikat pekerja nilai yang setara iuran keanggotaan semacam pajak atau ongkos jasa, yang merupakan imbal jasa bagi serikat pekerja yang bertindak sebagai agen perundingan.
                              v.            Open shop adalah sistem kerja dengan perlakuan yang setara terhadap karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja maupun yang bukan.
                            vi.            Pemungutan iuran adalah perjanjian di mana perusahaan stuju untuk memungut iuran serikat pekerja dari bayaran para anggota dan menyampaikan uang tersebut langsung kepada serikat pekerja.
d.        Kompensasi
Bagian ini biasanya mencakup bagian yang besar dalam hampir semua perjanjian ketenagakerjaan. Hampir semua item yang berhubungan dengan kompensasi bisa dimasukkan dalam perjanjian ketenagakerjaan. Beberapa item yang sering disertakan adalah sebagai berikut :
                                i.            Daftar tarif upah adalah tarif dasar yang dibayarkan setiap tahun kontrak untuk setiap jabatan dimasukkan dalam bagian ini.
                              ii.            Bayaran lembur atau premium adalah bagian lain dari perjanjian yang meliputi jam kerja, bayaran lembur, bayaran bahaya, dan bayaran premium.
                            iii.            Bayaran juri adalah bayaran yang ditambahkan ke seluruh gaji karyawan saat ia menjalankan tugas sebagai juri.
                            iv.            Pesangon adalah jumlah yang akan diterima para karyawan dalam berbagai jabatan jika mereka diberhentikan.
                              v.            Hari libur adalah hari di mana karyawan tidak diharuskan bekerja dan bila ia harus bekerja maka jumlah bayaran juga akan ditetapkan.
                            vi.            Cuti menjelaskan jumlah dan batas waktu cuti yang bisa diambil seseorang berdasarkan senioritas.
                          vii.            Perawatan keluarga juga merupakan tunjangan yang telah dimasukkan dalam perundingan bersama.
e.         Prosedur Keluhan
Sebuah bagian pada hampir semua perjanjian ketenagakerjaan dialokasikan untuk prosedur keluhan. Bagian ini berisi cara-cara yang bisa dilakukan para karyawan untuk menyesuaikan ketidakpuasan terhadap atau permintaan akan tindakan manajemen tertentu. Yang juga tercakup dalam bagian ini adalah prosedur-prosedur tindakan disipliner oleh manajemen dan prosedur pemberhentian yang harus diikuti.
f.          Jaminan Karyawan
Bagian ini menetapkan prosedur-pprosedur yang berkenaan dengan jaminan kerja bagi para karyawan perorangan. Senioritas adalah topik utama yang berhubungan dengan jaminan karyawan. Kesepakatan mengenai senioritas penting karena orang yang paling senior biasanya adalah yang terakhir diberhentikan dan yang pertama dipanggil kembali. Senioritas juga memberikan dasar untuk keputusan promosi.
g.         Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pekerjaan
Beberapa faktor yang penting adalah aturan kerja perusahaan, standar-standar kerja dan aturan-aturan yang terkait dengan keselamatan. Aturan-aturan kerja sangat penting bagi para pemberi kerja dan karyawan, dan perusahaan-perusahaan cenderung lebih sering menyukai aturan-aturan kerja yang tidak begitu ketat.
h.         Menegosiasikan Perjanjian
Perundingan bersama adalah aktivitas pemecahan masalah: konsekuensinya, komunikasi yang baik untuk keberhasilannya. Negosiasi-neosiasi hrus dilaksanakan secara tertutup dalam ruang pertemuan, bukan dalam media berita. Jika para negoisator merasa bahwa publisitas diperlukan, pernyataan bersama ke media bisa menghidarkan konflik tidak perlu. Tahap negosiasi dari perundingan bersama dimulai dengan masing-masing pihak mempresentasikan tuntutan-tuntutan awalnya. Istilah negosiasi mengandung makna sejumlah tertentu pemberian dan penerimaan, yang tujuannya memperkecil ekspektasi pihak lainnya. Salah satu komponen paling mahal dari setiap perjanjian perundingan bersama adalah ketentuan kenaikan upah. Realitasnya, negosiasi bukan untuk yang lemah yang terkadang mirip dengan permainan poker dengan taruhan besar. Sejumlah tertentu gertakan dan peningkatan taruhan terjadi dalam banyak negosiasi. Meskipun salah satu pihak dalam negosiasi nampaknya memiliki kekuatan yang lebih besar, para negoisator seringkali berusaha menjaga agar pihak laainnya tidak kehilangan muka. Mereka menyadari bahwa perimbangan kekuatan bisa berubah dengan cepat. Sekalipun jika manajemen tampaknya berada diatas angin, pihaknya bisa membuat konsesi kecil yang akan memungkinkan pimpinan pekerja untuk mengklaim keuntungan bagi serikat pekerja.

9.        Kemacetan dalam Negosiasi
Terkadang negosiasi mengalami kemacetan, meskipun pekerja maupun manajemen mungkin secara tulus ingin mencapai penyelesaian kontrak yang adil. Beberapa cara untuk menghilangkan hambatan-hambatan dapat digunakan untuk membuat negosiasi kembali berjalan.
a.         Intervensi Pihak Ketiga
Seringkali orang luar melibatkan diri untuk memberikan bantuan ketika kesepakatan tidak bisa dicapai dan kedua pihak menemui kebuntuan. Dua jenis dasar interverensi pihak ketiga adalah mediasi dan arbitrase.
                             i.          Mediasi
Dalam mediasi, pihak ketiga yang netral memasuki negosiasi dan berusaha memfasilitasi penyelesaian perselisihan ketenagakerjaan ketika terjadi kebuntun perundingan. Tujuan mediasi adalah membujuk pihak-pihak untuk memulai kembali negosiasi dan mencaai kesepakatan. Mediasi yang sukses tergantung pada seberapa besar tingkat kemampuan, diplomasi, kesabaran, dan ketegasan seorang negoisator. Mediasi bersifat sukrarela dalam setiap tahapan prosesnya. Mediator berperan sebagai pembimbing informal, membantu memastikan bahwa diskusi-diskusi berjalan secara adil dan efektif. Organisasi utama yang terlibat dalam upaya-upaya mediasi selain beberap lembaga negara bagian dan negara lokal, adalah Federal Mediation and Conciliation Servise (FMCS).
                           ii.          Arbitrase
Dalam arbitrase, perselisihan diajukan kepada pihak ketiga yang netral untuk mendapatkan keputusanyang mengikat;  seorang arbritator pada dasarnya bertindak sebagai seorang hakim dan juri. Perselisihan dalam hal penafsiran dan penerapan berbagai ketentuan dari kontrak yang ada diajukan sebagai arbitrase hak. Arbitrase ini digunakan dalam menyelesaikan keluhan-keluhan. Sedangkan arbitrase kepentingan meliputi perselisihan di seputar ketentuan-ketentuan dalam perjanjian perundingan bersama yang diusulkan. Arbitrase kepentingan banyak digunakan dalam sektor publik. Prosedur yang digunakan dalam sektor publik adalah arbitrase penawaran akhir, yang memiliki dua bentuk dasar yaitu pemilihan paket dan pemilihan per isu. Dalam arbitrase, pihak-pihak yang berselisih bebas memilih setiap orang sebagai arbitrator mereka. Namun, yang paling sering adalah kedua pihak mengajukan permintaan kepada American Arbitrator Association (AAA) atau kepada FMCS.
b.         Strategi Serikat Pekerja untuk Mengatasi Kemacetan Negosiasi
Ada saat-saat dimana sebuah serikat pekerja meyakini perlunya memberikan tekanan ektrem agar manajemen mau menyepakati tuntutan-tuntutannya. Pemogokan, boikot, dan aktivisme adalah caracara utama yang dapat digunakan serikat pekerja untuk mengatasi kemacetan dalam negosiasi.
                             i.          Pemogokan
Pemogokan adalah tindakan para anggota serikat pekerja yang menolak untuk bekerja dalam rangka memberikan tekanan kepada manajemen negosiasi. Pemogokan menghentikan produksi, menyebabkan kehilangan pelanggan dan pendapatan yang diharapkan oleh serikat pekerja akan memaksa manajemen menyetujui tuntutan-tuntutannya. Waktu untuk melakukan pemogokan penting untuk efektivitasnya. Waktu yang tepat adalah saat bisnis sedang maju dan permintaan akan barang dan jasa perusahaan sedang meningkat. Selama pemogokan, para karyawan mendapatkan penghasilan yang rendah. Dana pemogokan mungkin hanya menanggung item-item seperti makanan, utilitas, dan bahan bakar kendaraan. Dana serikat pekerja berkurang karena pembayaran tunjangan pemogokan kepada para anggotanya. Selain itu, para karyawan menderita karena tidak menerima bayaran normal mereka. Keberhasilan pemungutan suara untuk mogok memiliki implikasi tambahan bagi para anggota serikat pekerja. Jika seorang anggota serikat pekerja tidak mematuhi kewajiban, maka ia dapat denda. Dendanya bisa mencapai 100 persen dari upah selama pemogokan serikat pekerja tetap dilakukan diluar perusahaan. Namun Mahkamah Agung menetapkan bahwa karyawan dalam pemogokan ekonomi bisa mengundurkan diri dari serikat pekerja selama pemogokan da menghindari sanksi dari serikat pekerja.
                           ii.          Boikot
Boikot adalah kesepakatan oleh para anggota serikat pekerja untuk menolak menggunakan atau membeli produk-produk perusahaan. Boikot memberikan tekanan ekonomi pada manajemen, dan pengaruhnya sering kali bertahn lebih lama dibandingkan yang ditimbulkan oleh pemogokan. Praktik serikat pekerja untuk mendorong pihak ketiga (pemasok dan pelanggan) agar menghentikan -hubungan bisnis dengan perusahaan dikenal sebagai boikot sekunder. Taft-Hartley Act menyatakan bahwa boikot ini ilegal. Para karyawan edotorial pers telah menggunakan pemogokan nama penulis untuk menunjukan kemarahan mereka atas tidak adanya kemajuan dalam pembicaraan dalam Newspaper  Guild. Pemogokan nama penulis terjadi pada saat penulis surat kabar menolak menulis nama mereka dalam artikel. Unjuk rasa informasi adalah penggunaan para anggota serikat pekerja untuk menunjukkan poster-poster dan selebaran-selebaran, biasanya diluar tempat kerja mekera, yang menjelaskan informasi-informasi yang ingin disampaikan serikat pekerja kepada masyarakat.
c.         Strategi Manajemen untuk Mengatasi Kemacetan Negosiasi
Pelarangan bekerja dan mengoprasikan perusahaan dengan menempatkan pihak manajemen dan para karyawan yang bukan anggota serikat pekerja pada jabatan para karyawan yang mogok merupakan cara utama yang bias digunakan manajemen untuk mengatasi kemacetan dalam negosiasi.
                             i.          Pelarangan bekerja (Lockout)
Manajemen bisa menggunakan pelarangan bekerja untuk mendorong pekerja kembali ke meja perundingan. Dalam pelarangan bekerja (lockout), manajemen menahan para di luar tempat kerja dalam menjalankan operasi dengan para personil manajemen dan/atau para karyawan pengganti. Karena tidak bisa bekerja, para karyawan tidak memperoleh bayaran dan khawatir pelarangan bekerja dapat membawa pekerja kembali ke meja perundingan. Pelarangan kerja sangat efektif jika manajemen menghadapi serikat pekerja yang lemah, jika dana serikat pekerja menyusut atau jika perusahaan memiliki persediaan berlebih. Pelarangan bekerja dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada serikat pekerja bahwa manajemen bersikap serius terhadap isu-isu perundingan tertentu.
                           ii.          Melanjutkan operasi tanpa para karyawan yang mogok
Pilihan tindakan lain yang bisa diambil perusahaan jika serikat pekerja melakukan pemogokan adalah mengoprasikan perusahaan dengan menempatkan manajemen dan para karyawan yang bukan anggota serikat pekerja pada jabatan para karyawan yang sedang mogok. Memperkerjakan karyawan pengganti secara sementara ataupun tetap tidak melanggar hukum jika para karyawan terlibat dalam pemogokan ekonomi, yang merupakan bagian dari perselisihan perundingan bersama. Manajemen dapat berusaha menunjukan bahwa penggunaan para karyawan yang bukan anggota serikat pekerja benar-benar meningkatkan produksi. Manajemen melanjutkan operasi pabrik tersebut dengan para personil manajemen dan karyawan kontrak. Para karyawan melakukan pemogokan karena kenaikan pembayaran asuransi dan bayaran awal untuk para karyawan pemula.

10.    Meratifikasi Perjanjian
Sebagian besar perundingan bersama menghasilkan sebuah perjanjian tanpa kemacetan dalam negosiasi atau tindakan-tindakan yang menggangg. Kesepakatan tercapai sebelum kontrak yang berlaku saat itu berakhir. Setelah paranegosiator mencapai kesepakatan sementara atas semua ketentuan kontrak, mereka mempersiapkan perjanjian tertulis yang mencakup semua ketentua, lengkap dengan tanggal berlaku dan berakhirnya. Proses persetujuan bagi manajemen seringkali lebih mudah dibandingkan bagi pekerja namun sebaliknya proses persetujuan lebih rumit bagi serikat pekerja. Sampai mayoritas karyawan yang memberikan suara dalam pemungutan suara untuk ratifikasi menyetujuinya, perjanjian yang diusulkan belum final.
Pelaksanaan Perjanjian
Bagian yang lebih besar dan mungkin lebih penting dari perundingan bersama adalah pelaksanaan perjanjian, yang jarang dilihat public. Perjanjian menentukan hubungan serikat pekerja-manajemen selama berlakunya kontrak. Kedua pihak tidak bisa mengubah bahasa kontrak hingga tanggal berakhirnya, kecuali ada persetujuan bersama. Masalah utama di seputar pelaksanaan kontrak adalah penafsiran yang seragam dan penarapan ketentuan-ketentuan kontrak. Melaksanakan kontrak merupakan aktivitas harian. Idealnya, tujuan pihak manajemen maupun serikat pekerja adalah membuat perjanjian tersebut berfungsi untuk keuntungan semua pihak yang berkepentingan.
Manajer sumber daya manusia atau manajer hubungan industrial memainkan peran utama dalam pelaksanaan kontrak sehari-hari. Fungsi manajer sumber daya manusia cendrung berubah sangat signifikan, dan bahkan mungkin terbagi menjadi departemen sumber daya manusia dan hubungan industrial yang terpisah.
11.    Perundingan Bersama di Sektor Publik
Execitive Order 10098 menetapkan struktur dasar untuk perundingan bersama pada lembaga-lembaga pemerintah federal. Tittle VII of the Civil Service Reform Act tahun 1978 mengatur sebagian besar hubungan pekerja dengan manajemen dalam dinas federal. Ketentuan undang-undang tersebut membentuk Federal Labour Relations Authority (FLRA), yang susunannya public selaras dengan model sektor swasta.Tittle V of the U.S Code, hukum yang memberikan aturan bagi para karyawan federal, tidak mengizinkan perundingan mengenai isu-isu upah, kecuali untuk U.S. Postal Service. Keberagaman hukum ketenagakerjaan Negara bagian menyulitkan generalisasi mengenai aspek-aspek legal dari perundingan bersama pada tingkat Negara bagian dan lokal.
12.    Desertifikasi Serikat Pekerja
Desertifikasi adalah kebalikan dari proses yang harus diikuti para karyawan untuk diakui sebagai unit perundingan resmi. Proses tersebut menyebabkan serikat pekerja kehilangan haknya untuk bertindak selaku perwakilan perundingan eksklusif dari sekelompok karyawan. Seiring dengan menurunnya keanggotaan serikat pekerja, kebutuhan akan pemungutan suara untuk desertifikasi juga berkurang.
a.         Prosedur Desertifikasi
Aturan-aturan yang dibuat oleh NLRB menjelaskan syarat-syarat untuk mengajukan petisi desertifikasi dan hal itu pada dasarnya merupakan kebalikan dari cara mendapatkan pengakuan serikat pekerja. Sekurangnya 30 persen anggota unit perundingan harus mengajukan petisi untuk pemungutan suara. Sedikit karyawan yang mengetahui tentang desertifikasi dan lebih sedikit lagi yang mengetahui cara memulai proses tersebut. Petisi harus diajukan antara 60 sampai 90 hari sebelum berakhirnya kontrak yang berlaku. Jika seluruh persyaratan telah terpenuhi, direktur lokal regional NLRB akan menjadwalkan pemungutan suara untuk disertifikasi secara rahasia. Setelah petisi diterima, manajemen bisa mendukung upaya pemungutan suara untuk desertifikasi.
b.         Manajemen dan Desertifikasi
Manajemen dapat memberi bantuan hukum kepada para karyawan dalam mempersiapkan desertifikasi. Karena para karyawan mungkin tidak dapat melakukan pemungutan suara untuk desertifikasi, jenis bantuan ini sangat berguna. Cara paling efektif untuk mewujudkan desertivikasi adalah memperbaiki budaya perusahaan sehingga para karyawan tidak lagi merasakan perlunya serikat pekerja. Jika ingin desertivikasi berhasil, manajemen harus menghilangkan masalah-masalah yang menyebabkan terbentuknya serikat pekerja. Para karyawan yang ingin tetap atau menjadi bebas dari serikat pekerja bisa menggunakan strategis dan taktik tertentu yang menguntungkan para pemberi kerja maupun para karyawan.

13.    Serikat Pekerja Dewasa Ini
 Dewasa ini, umumnya orang-orang lebih suka berunding bagi diri mereka sendiri dan mengabaikan kepentingan bersama para anggota angkatan kerja lainnya. Beberapa karyawan tidak suka membayar iuran serikat pekerja dan lainnya percaya bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki serikat pekerja akan kurang begitu kompetitif dan bisa keluar dari peraturan bisnis.


BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
1.        Change to Win Coalition
Adalah federasi serikat pekerja baru yang terdiri dari tujuh serikat pekerja yang melepaskan diri dari AFL-CIO dan secara resmi mendirikan federasi pekerja tandingan yang mewakili sekitar 6 juta karyawan pada tahun 2005.
2.        Tujuan Serikat Pekerja
-            Menjamin dan meningkatkan standar hidup / status ekonomi anggotanya.
-            Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman dan situasi yang muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi atau keputusan manajemen.
3.        Strategi Pekerja Terorganisasi untuk Gerakan yang lebih kuat
a.         Anggota serikat pekerja yang ditempatkan secara strategis
b.         Mengorganisasi beberapa perusahaan besar pada saat yang sama
c.         Memperluas pengaruh serikat pekerja
d.        Keterlibatan Politik
e.         Union Salting
f.          Membanjiri masyarakat
g.         Kampanye kesadaran publik
h.         Menggalang dana pengorganisasian
i.           Mendampingi karyawan yang diberhentikan
j.           Pengorganisasian melalui kartu persetujuan
4.        Alasan Karyawan Bergabung dengan Serikat Pekerja
a.         Ketidakpuasan pada Manajemen
b.         Kompensasi
c.         Keamanan pekerjaan
d.        Sikap Manajemen
e.         Saluran Sosial
f.          Peluang untuk kepemimpinan
g.         Pembentukan serikat pekerja yang diwajibkan
h.         Tekanan rekan kerja
i.           Struktur serikat pekerja
                             i.          Serikat pekerja lokal
                           ii.          Serikat pekerja nasional
5.        Membangun hubungan perundingan bersama
a.         Penandatanganan kartu otorisasi
b.         Petisi untuk pemilihan
c.         Kampanye pemilihan
d.        Pemilihan dan sertifikasi
6.        Proses Perundingan bersama
7.        Mempersiapkan Negosiasi
Isu perundingan bisa dibagi menjadi tiga kategori : wajib, bebas, terlarang.
8.        Isu – Isu Perundingan
a.         Pengakuan
b.         Hak-hak manajemen
                                 i.      Kebebasan memilih tujuan bisnis perusahaan.
                               ii.      Kebebasan menentukan ke mana aset-aset material perusahaan akan dialokasikan.
                             iii.      Kekuasaan untuk mengambil tindakan disiplin dengan alasan tertentu.
c.         Jaminan serikat pekerja
Closed shop, Union shop, Pemeliharaan keanggotaan, Agency shop, Open shop, Pemungutan iuran.
d.        Kompensasi
Daftar tarif upah, Bayaran lembur atau premium, Bayaran juri, Pesangon, Hari libur, Cuti, Perawatan keluarga.
e.         Prosedur Keluhan
f.          Jaminan Karyawan
g.         Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pekerjaan
h.         Menegosiasikan Perjanjian
9.        Kemacetan dalam Negosiasi
a.         Intervensi Pihak Ketiga
                                 i.      Mediasi
                               ii.      Arbitrase
b.         Strategi Serikat Pekerja untuk Mengatasi Kemacetan Negosiasi
                                 i.      Pemogokan
                               ii.      Boikot
c.         Strategi Manajemen untuk Mengatasi Kemacetan Negosiasi
                                 i.      Pelarangan bekerja (Lockout)
                               ii.      Melanjutkan operasi tanpa para karyawan yang mogok
10.    Meratifikasi Perjanjian
11.    Perundingan Bersama di Sektor Publik
12.    Desertifikasi Serikat Pekerja
a.         Prosedur Desertifikasi
b.         Manajemen dan Desertifikasi
13.    Serikat Pekerja Dewasa Ini